Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh..
Pada suatu
hari ada sebuah perlombaan mencari sebuah kelereng dan berhadiah 1 Milyar
Rupiah. Kelereng tersebut berwarna kuning.
Dimana kelereng tersebut sebelumnnya telah disembunyikan oleh panitia
pelaksana lomba pada sebuah ruangan yang lumayan luas dan penuh dengan berbagai
peralatan bekas.
Peserta lomba
tersebut ada sembilan orang yang akan bersaing mencari kelereng tersebut pada
ruangan yang perbandingannya cukup luas untuk mencari benda sekecil kelereng.
Sebelum lomba dimulai, sudah banyak dari para peserta yang mulai saling pamer
guna untuk menjatuhkan mental lawannya. Ada yang mengaku sudah 14 kali
menjuarai lomba semacam ini, ada juga yang mengaku mempunya penglihatan tajam
meskipun dalam keadaan gelap atau berkabut masih dapat melihat dengan jelas,
ada juga yang mengaku tempatnya terlalu kecil bagi dia karena dia biasanya
mencari benda di hutan dan masih banyak lagi.
Peraturannya
adalah
clue dari tempat kelereng tersebut akan disebutkan sedikit demi sedikit
selama lomba berlangsung pada waktu yang tidak ditentukan. Semua peserta setuju
dan sangat bersemangat, sebelum memasuki pintu ruangan tersebut panitia
menyebutkan clue pertama adalah kelereng itu berwarna kuning dan berpindah-pindah.
Sebagian peserta heran dengan cluenya tetapi trompet telah dibunyikan para
peserta bergegas masuk ke dalam ruangan untuk mencarinya.
Satu jam
berlalu clue selanjutnya diberikan yaitu kelereng itu tidak ditempel ataupun
dikubur. Sebagian peserta sudah ada sebagian yang mulai berhenti sejenak dan
memikirkan kedua clue yang sudah disebutkan. Ada pula yang mulai protes dan
tidak terima kepada panitia kenapa kelereng itu berpindah-pindah, jelas akan
sangat memberatkan bagi peserta jika seperti itu.
Empat jam
berlalu, banyak peserta yang mulai kelelahan mencari bahkan menyerah mencari
jadi hanya tinggal duduk dan menyaksikan peserta lain yang terus mencari. Tidak
lama kemudian mereka yang telah menyerah mencari mempertanyakan kepada panitia
kenapa tidak ada lagi clue yang disebutkan padahal lomba sudah berlangsung 5
jam tetapi tidak ada seorangpun yang berhasil.
Kemudian ada 3
orang peserta yang mempertanyakan kenapa cluenya sangat tidak spesifik dan
kenapa cuman dua kali diberikan. Lalu peserta yang lainpun banyak yang
ikut-ikutan protes, mereka berteriak kepada panitia agar diberikan clue kecuali
sesorang yang terus mencari dan sesekali duduk untuk berpikir. Peserta yang
lain mengatakan “kenapa kamu tidak ikut memprotes panitia?” dia hanya
terdiam. Yang lainpun memaklumi dia dan
mengatakan “kalau begitu biar kami yang mewakili protesmu juga ke panitia”.
Pesertanya pun makin berteriak dan memprotes panitia.
Panitia mulai
menenangkan peserta dan akan memberikan clue lagi, tetapi sesaat sebelum
memnyebutkan clue selanjutnya. Peserta yang tidak memprotes tadi berlari dan
memeriksa kantong peserta lain satu-persatu. Alhasil dia mendapatkan kelereng
kuning itu di dalam kantong salah seorang peserta. Betapa kagetnya semua
peserta yang lain dan bertanya-tanya kenapa bisa seperti itu. Panitia pun
memecahkan keheningan dan menjelaskan bahwa satu di antara kalian merupakan
panitia yang beracting sebagai peserta dan mengantongi kelereng itu. Oleh sebab
itu cluenya adalah kelereng itu berpindah-pindah, ini telah disetting oleh
panitia agar tungkat kesulitan lomba ini tinggi.
Para peserta
yang protes tadi sangat kagum kepada peserta yang menemukan kelereng tersebut
dan menanyakan “kenapa tadi kamu masih saja terus mencari dan dengan cerdasnya
mampu menebak settingan panitia ini?” dia pun mengambil selembar kertas dan
sebuah pulpen lalu menulis “sebenarnya saya tidak cerdas, saya hanya terus
mencari dan terus berpikir. Saya juga ingin sekali ikut protes ke panitia,
tetapi saya tidak bisa karena saya bisu kawan”
Begitulah sifat
fitrah manusia yaitu mengeluh. Mengeluh itu wajar tetapi jangan mengeluh dan
berhenti berusaha. Mengeluhlah kepada Allah SWT atas segala macam masalah yang
dihadapi, tetapi yakin dan percaya keluhan kita itu didengar dan akan diberi
kemudahan oleh-Nya asalkan kita terus mau berusaha. Karena telah difirmankan
oleh Allah SWT di dalam Al Quran:
“Sesungguhnya Allah tidak
akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang merubah apa-apa
yang ada pada diri mereka ” (QS.13:11)
Hal lain yang
dapat kita ambil hikmahnya dari cerita di atas adalah kebanyakan orang pada
jaman sekarang ini lebih banyak yang terfokus terhadap vokalnya, wacananya,
pendapatnya. Padahal akan jauh lebih bermanfaat kalau kita langsung memberikan
aksi (action). Kita terkadang terlalu sibuk mengomentari kekurangan
orang/kelompok lain tanpa berpikir bahwa ada hal yang jauh lebih bermanfaat
untuk dilakukan.
Lakukan
(usahakan) apa yang menurut anda itu akan lebih bermanfaat hasilnya dan percaya
Allah SWT akan selalu memberikan hasil kepada hamba-Nya sesuai dengan apa yang
hamba-Nya usahakan. Dalam rumus apapun dan siapapun itu, usaha berbanding lurus
dengan hasil. Seluruh kepercayaan di seluruh dunia mempercayai itu. Jadi tidak
ada usaha yang sia-sia kawan. Manusia hanya bisa berusaha, Tuhan yang
menentukan.
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh..
0 komentar:
Posting Komentar